Intip 4 Hal Penting Seputar Kata Kerja Pasif yang Jarang Diketahui – Jurnal BTN

jurnal


kata kerja pasif

Kata kerja pasif adalah jenis kata kerja yang digunakan untuk menyatakan bahwa subjek dikenai tindakan dari objek. Subjek tidak melakukan tindakan, tetapi tindakan tersebut dilakukan pada subjek.

Kata kerja pasif penting karena memungkinkan kita untuk mengekspresikan gagasan secara berbeda. Misalnya, kita dapat mengatakan “Saya menulis surat” (kata kerja aktif) atau “Surat itu ditulis oleh saya” (kata kerja pasif). Kedua kalimat tersebut memiliki arti yang sama, tetapi kata kerja pasif lebih menekankan pada objek (surat).

Cobain Susu Nestle Bearbrand di Shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVlucojv

Kata kerja pasif juga digunakan dalam konteks formal dan resmi, seperti dalam dokumen hukum dan laporan ilmiah.

Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif merupakan jenis kata kerja yang penting dalam bahasa Indonesia. Kata kerja pasif memiliki beberapa aspek penting, di antaranya:

  • Subjek
  • Objek
  • Tindakan
  • Bentuk

Subjek adalah pihak yang dikenai tindakan, objek adalah pihak yang melakukan tindakan, tindakan adalah perbuatan yang dilakukan, dan bentuk adalah cara kata kerja pasif dibentuk. Keempat aspek ini saling terkait dan membentuk kata kerja pasif yang lengkap. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Andi”, “buku” adalah subjek, “Andi” adalah objek, “dibaca” adalah tindakan, dan “dibaca oleh Andi” adalah bentuk kata kerja pasif.

Subjek

Subjek adalah salah satu unsur penting dalam kata kerja pasif. Subjek merupakan pihak yang dikenai tindakan. Tanpa subjek, kata kerja pasif tidak dapat terbentuk. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca”, “buku” adalah subjek yang dikenai tindakan membaca. Jika subjek dihilangkan, kalimat tersebut menjadi tidak lengkap dan tidak jelas siapa yang melakukan tindakan membaca.

Selain itu, subjek juga menentukan bentuk kata kerja pasif. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan awalan “di-“, “di-kan”, atau “ter-” pada kata kerja aktif. Pemilihan awalan tergantung pada jenis kata kerja aktifnya. Misalnya, kata kerja aktif “baca” membentuk kata kerja pasif “dibaca”, kata kerja aktif “makan” membentuk kata kerja pasif “dimakan”, dan kata kerja aktif “tulis” membentuk kata kerja pasif “tertulis”.

Dengan demikian, subjek memiliki peran yang sangat penting dalam kata kerja pasif. Subjek menentukan pihak yang dikenai tindakan dan bentuk kata kerja pasif yang digunakan.

Baca Juga :  Intip 4 Nama Bulan Hijriyah yang Bikin Kamu Penasaran - Jurnal BTN

Objek

Objek merupakan unsur penting lainnya dalam kata kerja pasif. Objek adalah pihak yang melakukan tindakan pada subjek. Tanpa objek, kata kerja pasif tidak dapat terbentuk.

  • Pelaku Tindakan

    Objek adalah pelaku tindakan yang dilakukan pada subjek. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Andi”, “Andi” adalah objek yang melakukan tindakan membaca pada subjek “buku”.

  • Penerima Tindakan

    Objek juga dapat menjadi penerima tindakan yang dilakukan pada subjek. Misalnya, dalam kalimat “Rumah itu dibeli oleh ayah”, “ayah” adalah objek yang menerima tindakan pembelian pada subjek “rumah”.

  • Bentuk Kata Kerja Pasif

    Objek juga menentukan bentuk kata kerja pasif yang digunakan. Dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga bentuk kata kerja pasif, yaitu di-, di-kan, dan ter-. Pemilihan bentuk kata kerja pasif tergantung pada jenis objek yang digunakan. Misalnya, jika objek berupa manusia, maka digunakan bentuk di-kan. Contoh: “Buku itu dibaca oleh Andi”.

Dengan demikian, objek memiliki peran yang sangat penting dalam kata kerja pasif. Objek menentukan pihak yang melakukan tindakan, bentuk kata kerja pasif yang digunakan, dan juga dapat menentukan makna kalimat pasif.

Tindakan

Tindakan merupakan unsur penting dalam kata kerja pasif. Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan pada subjek. Tanpa tindakan, kata kerja pasif tidak dapat terbentuk.

  • Jenis Tindakan

    Tindakan dalam kata kerja pasif dapat berupa tindakan aktif atau pasif. Tindakan aktif adalah tindakan yang dilakukan oleh subjek, sedangkan tindakan pasif adalah tindakan yang dilakukan pada subjek. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Andi”, tindakan “membaca” adalah tindakan aktif yang dilakukan oleh objek “Andi” pada subjek “buku”.

  • Bentuk Kata Kerja Pasif

    Tindakan juga menentukan bentuk kata kerja pasif yang digunakan. Dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga bentuk kata kerja pasif, yaitu di-, di-kan, dan ter-. Pemilihan bentuk kata kerja pasif tergantung pada jenis tindakan yang dilakukan. Misalnya, jika tindakan berupa tindakan aktif, maka digunakan bentuk di-. Contoh: “Buku itu dibaca oleh Andi”.

  • Makna Kalimat Pasif

    Tindakan juga menentukan makna kalimat pasif. Kalimat pasif dapat digunakan untuk menekankan objek atau untuk menghindari penyebutan subjek. Misalnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Andi”, penekanannya adalah pada objek “buku”, bukan pada subjek “Andi”.

Baca Juga :  Intip 4 Hal Tentang Marhaban Ya Ramadhan Artinya yang Bikin Kamu Penasaran - Jurnal BTN

Dengan demikian, tindakan memiliki peran yang sangat penting dalam kata kerja pasif. Tindakan menentukan jenis kata kerja pasif yang digunakan, bentuk kata kerja pasif, dan makna kalimat pasif.

Bentuk

Bentuk merupakan salah satu unsur penting dalam kata kerja pasif. Bentuk kata kerja pasif menunjukkan cara kata kerja pasif dibentuk. Dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga bentuk kata kerja pasif, yaitu di-, di-kan, dan ter-. Pemilihan bentuk kata kerja pasif tergantung pada beberapa faktor, antara lain jenis kata kerja aktif, jenis objek, dan makna yang ingin disampaikan.

Pemilihan bentuk kata kerja pasif yang tepat sangat penting untuk menghasilkan kalimat yang efektif dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya, jika kita ingin menyatakan bahwa suatu tindakan dilakukan pada subjek oleh objek berupa manusia, maka kita harus menggunakan bentuk di-kan. Contoh: “Buku itu dibaca oleh Andi”. Sebaliknya, jika kita ingin menyatakan bahwa suatu tindakan terjadi pada subjek tanpa ada pelaku yang jelas, maka kita harus menggunakan bentuk ter-. Contoh: “Buku itu terjatuh”.

Dengan memahami bentuk-bentuk kata kerja pasif dan penggunaannya, kita dapat menggunakan kata kerja pasif secara efektif dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Hal ini akan membuat bahasa kita menjadi lebih bervariasi dan sesuai dengan konteks pembicaraan.


Pertanyaan Umum tentang Kata Kerja Pasif

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang kata kerja pasif beserta jawabannya:

Pertanyaan 1: Apa itu kata kerja pasif?

Jawaban: Kata kerja pasif adalah jenis kata kerja yang menyatakan bahwa subjek dikenai tindakan dari objek.

Pertanyaan 2: Kapan sebaiknya menggunakan kata kerja pasif?

Jawaban: Kata kerja pasif sebaiknya digunakan ketika ingin menekankan objek atau menghindari penyebutan subjek.

Pertanyaan 3: Apa saja bentuk kata kerja pasif?

Jawaban: Dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga bentuk kata kerja pasif, yaitu di-, di-kan, dan ter-.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara membentuk kata kerja pasif?

Baca Juga :  Intip 4 Rahasia Arti Bunga Matahari yang Jarang Diketahui - Jurnal BTN

Jawaban: Pembentukan kata kerja pasif tergantung pada jenis kata kerja aktif, jenis objek, dan makna yang ingin disampaikan.

Dengan memahami konsep kata kerja pasif dan penggunaannya, kita dapat menggunakannya secara efektif dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Hal ini akan membuat bahasa kita menjadi lebih bervariasi dan sesuai dengan konteks pembicaraan.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kata kerja pasif, silakan baca artikel Tips Menggunakan Kata Kerja Pasif secara Efektif.


Tips Menggunakan Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif merupakan jenis kata kerja yang penting dalam bahasa Indonesia. Kata kerja pasif digunakan untuk menyatakan bahwa subjek dikenai tindakan dari objek. Berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan kata kerja pasif secara efektif:

Tip 1: Gunakan kata kerja pasif untuk menekankan objek
Dengan menggunakan kata kerja pasif, Anda dapat menggeser fokus kalimat ke objek. Misalnya, daripada mengatakan “Andi membaca buku”, Anda dapat mengatakan “Buku dibaca oleh Andi”. Dengan cara ini, Anda dapat menekankan bahwa bukulah yang menjadi pusat perhatian, bukan Andi.

Tip 2: Gunakan kata kerja pasif untuk menghindari penyebutan subjek
Terkadang, Anda mungkin tidak ingin menyebutkan subjek dalam sebuah kalimat. Dalam hal ini, Anda dapat menggunakan kata kerja pasif. Misalnya, daripada mengatakan “Seseorang mencuri dompet saya”, Anda dapat mengatakan “Dompet saya dicuri”.

Tip 3: Gunakan bentuk kata kerja pasif yang tepat
Dalam bahasa Indonesia, terdapat tiga bentuk kata kerja pasif, yaitu di-, di-kan, dan ter-. Pemilihan bentuk kata kerja pasif yang tepat tergantung pada jenis kata kerja aktif, jenis objek, dan makna yang ingin disampaikan. Untuk lebih jelasnya, silakan baca artikel Bentuk-Bentuk Kata Kerja Pasif.

Tip 4: Hindari penggunaan kata kerja pasif yang berlebihan
Meskipun kata kerja pasif dapat berguna dalam beberapa situasi, namun penggunaan yang berlebihan dapat membuat kalimat menjadi tidak jelas dan sulit dipahami. Oleh karena itu, gunakan kata kerja pasif hanya jika memang diperlukan.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menggunakan kata kerja pasif secara efektif dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Hal ini akan membuat bahasa Anda menjadi lebih bervariasi dan sesuai dengan konteks pembicaraan.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru