Intip 4 Hal Penting Mengenai Kalimat Pasif yang Bikin Kamu Penasaran! – Jurnal BTN

jurnal


kalimat pasif adalah

Kalimat pasif adalah jenis kalimat dimana subjeknya dikenai tindakan atau perbuatan oleh objek. Dalam kalimat pasif, objek dari kalimat aktif menjadi subjek, dan subjek dari kalimat aktif menjadi objek atau penghubung. Misalnya, dalam kalimat aktif “Andi memakan roti”, subjeknya adalah “Andi” dan objeknya adalah “roti”. Jika diubah menjadi kalimat pasif, menjadi “Roti dimakan oleh Andi”, dimana “roti” menjadi subjek dan “Andi” menjadi objek.

Kalimat pasif memiliki beberapa fungsi dan manfaat dalam bahasa Indonesia. Salah satunya adalah untuk memberikan penekanan pada objek atau tindakan yang dilakukan. Selain itu, kalimat pasif juga dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan atau ketidakjelasan subjek, serta untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama atau kedua yang dapat dianggap kurang sopan.

Cobain Susu Nestle Bearbrand di Shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVlucojv

Dalam penulisan, kalimat pasif sering digunakan dalam konteks formal, seperti dalam laporan, artikel ilmiah, atau dokumen resmi. Namun, dalam percakapan sehari-hari, kalimat aktif lebih umum digunakan karena lebih jelas dan langsung.

Kalimat Pasif Adalah

Kalimat pasif adalah kalimat yang memiliki beberapa aspek penting, yaitu:

  • Subjek dikenai tindakan
  • Objek menjadi subjek
  • Menggunakan kata kerja bantu
  • Menghindari subjek tertentu

Aspek-aspek tersebut saling terkait dan membentuk karakteristik kalimat pasif. Subjek yang dikenai tindakan membuat kalimat pasif berbeda dengan kalimat aktif. Objek yang menjadi subjek menunjukkan bahwa fokus kalimat adalah pada tindakan yang dilakukan, bukan pada pelaku tindakan. Penggunaan kata kerja bantu “di-” atau “ter-” menjadi penanda kalimat pasif. Sementara itu, penghindaran subjek tertentu dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan atau ketidakjelasan pelaku tindakan.

Subjek Dikenai Tindakan

Dalam kalimat pasif, subjek dikenai tindakan atau perbuatan. Artinya, subjek tidak melakukan tindakan, melainkan menerima tindakan tersebut. Hal ini berbeda dengan kalimat aktif, di mana subjek melakukan tindakan.

  • Peran Subjek

    Dalam kalimat pasif, subjek berperan sebagai penerima tindakan. Subjek tidak mengendalikan tindakan yang dilakukan, melainkan dikenai tindakan tersebut. Contohnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Andi”, subjek “buku” dikenai tindakan “dibaca” oleh Andi.

  • Contoh dari Kehidupan Nyata

    Dalam kehidupan nyata, kalimat pasif sering digunakan untuk menyatakan bahwa suatu tindakan telah dilakukan, tanpa menyebutkan siapa yang melakukannya. Misalnya, dalam pengumuman “Pintu gerbang akan dibuka pukul 07.00”, tidak disebutkan siapa yang akan membuka pintu gerbang tersebut.

  • Implikasi dalam Kalimat Pasif

    Penggunaan subjek yang dikenai tindakan dalam kalimat pasif memiliki beberapa implikasi. Pertama, kalimat pasif dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan atau ketidakjelasan pelaku tindakan. Kedua, kalimat pasif dapat digunakan untuk memberikan penekanan pada tindakan yang dilakukan, bukan pada pelaku tindakan.

Baca Juga :  Intip 4 Fakta Harga Tisu Magic yang Bikin Kamu Penasaran - Jurnal BTN

Dengan memahami konsep subjek yang dikenai tindakan, kita dapat lebih memahami dan menggunakan kalimat pasif secara efektif dalam komunikasi.

Objek Menjadi Subjek

Dalam kalimat pasif, objek dari kalimat aktif menjadi subjek. Hal ini merupakan salah satu ciri khas yang membedakan kalimat pasif dari kalimat aktif. Perubahan posisi objek menjadi subjek ini memiliki beberapa implikasi penting dalam penggunaan kalimat pasif.

  • Peran Objek

    Dalam kalimat pasif, objek dari kalimat aktif berperan sebagai subjek. Objek tersebut menjadi fokus utama kalimat dan dikenai tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Contohnya, dalam kalimat “Buku itu dibaca oleh Andi”, objek “buku” menjadi subjek kalimat pasif.

  • Contoh dari Kehidupan Nyata

    Dalam kehidupan nyata, kalimat pasif sering digunakan untuk menyatakan bahwa suatu tindakan telah dilakukan, tanpa menyebutkan siapa yang melakukannya. Misalnya, dalam pengumuman “Pintu gerbang akan dibuka pukul 07.00”, tidak disebutkan siapa yang akan membuka pintu gerbang tersebut.

  • Implikasi dalam Kalimat Pasif

    Perubahan objek menjadi subjek dalam kalimat pasif memiliki beberapa implikasi. Pertama, kalimat pasif dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan atau ketidakjelasan pelaku tindakan. Kedua, kalimat pasif dapat digunakan untuk memberikan penekanan pada tindakan yang dilakukan, bukan pada pelaku tindakan.

Dengan memahami konsep objek menjadi subjek, kita dapat lebih memahami dan menggunakan kalimat pasif secara efektif dalam komunikasi.

Menggunakan Kata Kerja Bantu

Dalam kalimat pasif, kata kerja bantu “di-” atau “ter-” digunakan untuk membentuk kalimat pasif. Penggunaan kata kerja bantu ini merupakan salah satu ciri khas kalimat pasif dan membedakannya dari kalimat aktif.

  • Peran Kata Kerja Bantu

    Kata kerja bantu “di-” atau “ter-” berfungsi untuk membentuk kalimat pasif. Kata kerja bantu ini diletakkan sebelum kata kerja utama dan menunjukkan bahwa subjek dikenai tindakan atau perbuatan.

  • Contoh dari Kehidupan Nyata

    Dalam kehidupan nyata, kalimat pasif sering digunakan untuk menyatakan bahwa suatu tindakan telah dilakukan, tanpa menyebutkan siapa yang melakukannya. Misalnya, dalam pengumuman “Pintu gerbang akan dibuka pukul 07.00”, kata kerja bantu “akan” menunjukkan bahwa tindakan “dibuka” akan dilakukan pada subjek “pintu gerbang”.

  • Implikasi dalam Kalimat Pasif

    Penggunaan kata kerja bantu dalam kalimat pasif memiliki beberapa implikasi. Pertama, kalimat pasif dapat digunakan untuk menjaga kerahasiaan atau ketidakjelasan pelaku tindakan. Kedua, kalimat pasif dapat digunakan untuk memberikan penekanan pada tindakan yang dilakukan, bukan pada pelaku tindakan.

Baca Juga :  Intip 4 Rahasia Birrul Walidain yang Bikin Kamu Penasaran - Jurnal BTN

Dengan memahami peran kata kerja bantu dalam kalimat pasif, kita dapat lebih memahami dan menggunakan kalimat pasif secara efektif dalam komunikasi.

Menghindari Subjek Tertentu

Selain itu, kalimat pasif juga dapat digunakan untuk menghindari subjek tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak menyebutkan pelaku tindakan atau dengan menggunakan kata-kata yang mengaburkan pelaku tindakan. Teknik ini sering digunakan dalam situasi di mana pelaku tindakan tidak ingin diketahui atau ketika identitas pelaku tindakan tidak penting.

Sebagai contoh, dalam kalimat “Kesalahan itu telah diperbaiki”, subjek “kesalahan” dikenai tindakan “diperbaiki”, tetapi pelaku tindakan tidak disebutkan. Kalimat ini dapat digunakan untuk menghindari menyebutkan orang atau pihak yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

Penggunaan kalimat pasif untuk menghindari subjek tertentu memiliki beberapa keuntungan. Pertama, dapat membantu menjaga kerahasiaan atau ketidakjelasan pelaku tindakan. Kedua, dapat digunakan untuk menghindari menyalahkan atau mengkritik seseorang secara langsung. Ketiga, dapat digunakan untuk menjaga objektivitas dan netralitas dalam suatu pernyataan.

Namun, penggunaan kalimat pasif untuk menghindari subjek tertentu juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, dapat membuat kalimat menjadi kurang jelas dan langsung. Kedua, dapat mempersulit pembaca untuk memahami siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas suatu tindakan. Ketiga, dapat digunakan untuk mengaburkan tanggung jawab atau menghindari akuntabilitas.

Oleh karena itu, penggunaan kalimat pasif untuk menghindari subjek tertentu harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan konteks serta tujuan komunikasi.


Pertanyaan Umum tentang Kalimat Pasif

Bagian ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum yang sering muncul tentang kalimat pasif. Pertanyaan-pertanyaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan dan fungsi kalimat pasif.

Pertanyaan 1: Apa itu kalimat pasif?

Kalimat pasif adalah kalimat di mana subjeknya dikenai tindakan atau perbuatan oleh objek. Dalam kalimat pasif, objek dari kalimat aktif menjadi subjek, dan subjek dari kalimat aktif menjadi objek atau penghubung.

Baca Juga :  Ketahui Hal Penting Soal Ucapan Pernikahan Islami yang Jarang Diketahui - Jurnal BTN

Pertanyaan 2: Mengapa kalimat pasif digunakan?

Kalimat pasif digunakan dalam berbagai situasi, seperti untuk memberikan penekanan pada objek atau tindakan yang dilakukan, menjaga kerahasiaan atau ketidakjelasan subjek, atau menghindari penggunaan kata ganti orang pertama atau kedua yang dapat dianggap kurang sopan.

Pertanyaan 3: Apa saja ciri-ciri kalimat pasif?

Ciri-ciri kalimat pasif antara lain: subjek dikenai tindakan, objek menjadi subjek, menggunakan kata kerja bantu “di-” atau “ter-“, dan menghindari subjek tertentu.

Pertanyaan 4: Kapan kalimat pasif sebaiknya digunakan?

Kalimat pasif sebaiknya digunakan ketika fokus kalimat ingin diletakkan pada tindakan yang dilakukan atau objek yang dikenai tindakan, ketika identitas pelaku tindakan tidak penting atau ingin dirahasiakan, atau ketika ingin menghindari penggunaan kata ganti orang pertama atau kedua.

Dengan memahami pertanyaan umum ini, diharapkan pembaca dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsep dan penggunaan kalimat pasif.

Berikutnya, kita akan membahas beberapa tips tentang penggunaan kalimat pasif yang efektif.


Tips Penggunaan Kalimat Pasif yang Efektif

Setelah memahami konsep dan fungsi kalimat pasif, berikut adalah beberapa tips untuk menggunakannya secara efektif:

Tips 1: Gunakan kalimat pasif secara tepat
Kalimat pasif sebaiknya digunakan ketika fokus kalimat ingin diletakkan pada tindakan yang dilakukan atau objek yang dikenai tindakan, ketika identitas pelaku tindakan tidak penting atau ingin dirahasiakan, atau ketika ingin menghindari penggunaan kata ganti orang pertama atau kedua.

Tips 2: Perhatikan kejelasan kalimat
Meskipun kalimat pasif dapat digunakan untuk memberikan penekanan, namun penggunaan yang berlebihan dapat membuat kalimat menjadi kurang jelas dan berbelit-belit. Oleh karena itu, gunakan kalimat pasif secara bijaksana dan pastikan kalimat tetap mudah dipahami.

Tips 3: Hindari penggunaan kalimat pasif yang tidak perlu
Dalam beberapa kasus, penggunaan kalimat pasif dapat dihindari dengan menggunakan kalimat aktif yang lebih langsung dan jelas. Misalnya, daripada mengatakan “Buku itu sedang dibaca oleh Andi”, lebih baik mengatakan “Andi sedang membaca buku”.

Tips 4: Gunakan kalimat pasif untuk menjaga objektivitas
Kalimat pasif dapat digunakan dalam situasi di mana penulis ingin menjaga objektivitas dan menghindari penggunaan kata ganti orang pertama atau kedua. Misalnya, dalam laporan penelitian, kalimat pasif dapat digunakan untuk menyajikan temuan tanpa harus menyatakan pendapat atau bias pribadi.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menggunakan kalimat pasif secara efektif dan sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi Anda.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru