“fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” merupakan sebuah ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam surat Ar-Rahman ayat 13. Secara bahasa, ayat ini berarti “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. Ayat ini merupakan pertanyaan retorik yang ditujukan kepada manusia, mempertanyakan nikmat Tuhan manakah yang mereka dustakan.
Ayat ini memiliki makna yang sangat penting, yaitu mengingatkan manusia untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Nikmat-nikmat tersebut sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya, mulai dari nikmat kesehatan, nikmat keselamatan, nikmat rezeki, hingga nikmat iman dan Islam. Dengan merenungi ayat ini, manusia diharapkan dapat menyadari betapa besarnya karunia Tuhan dan tidak kufur nikmat.
Cobain Susu Nestle Bearbrand di Shopee : https://s.shopee.co.id/7zsVlucojv
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” juga memiliki sejarah yang panjang. Ayat ini telah digunakan oleh para ulama dan cendekiawan Muslim untuk mengajarkan tentang pentingnya bersyukur dan menjauhi kufur nikmat. Ayat ini juga sering digunakan sebagai pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur dan tidak menyombongkan diri.
fabiayyi ala irobbikuma tukazziban
“fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” adalah ayat Al-Qur’an yang terdapat dalam surat Ar-Rahman ayat 13. Ayat ini secara bahasa berarti “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. Ayat ini memiliki beberapa aspek penting, antara lain:
- Nikmat Tuhan
- Kufur nikmat
- Pertanyaan retorik
- Pengingat
Nikmat Tuhan yang dimaksud dalam ayat ini adalah segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia, baik berupa nikmat lahir maupun nikmat batin. Nikmat lahir meliputi kesehatan, keselamatan, rezeki, dan sebagainya. Sedangkan nikmat batin meliputi iman, Islam, ilmu, dan sebagainya.
Kufur nikmat adalah sikap tidak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sikap ini dapat dalam berbagai bentuk, seperti mengeluh, tidak mensyukuri nikmat, atau menggunakan nikmat untuk bermaksiat kepada Allah SWT.
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” merupakan pertanyaan retorik yang ditujukan kepada manusia. Pertanyaan ini bertujuan untuk menyadarkan manusia akan betapa banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT dan tidak kufur nikmat.
Ayat ini juga berfungsi sebagai pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur dan tidak menyombongkan diri. Manusia harus menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki adalah pemberian dari Allah SWT dan bukan hasil usaha sendiri.
Nikmat Tuhan
Nikmat Tuhan merupakan segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia, baik berupa nikmat lahir maupun nikmat batin. Nikmat lahir meliputi kesehatan, keselamatan, rezeki, dan sebagainya. Sedangkan nikmat batin meliputi iman, Islam, ilmu, dan sebagainya.
-
Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu nikmat Tuhan yang sangat besar. Dengan kesehatan, manusia dapat beraktivitas dan bekerja dengan baik. Tanpa kesehatan, manusia akan kesulitan untuk menjalani kehidupan. -
Keselamatan
Keselamatan juga merupakan nikmat Tuhan yang sangat besar. Dengan keselamatan, manusia dapat terhindar dari berbagai bahaya dan bencana. Tanpa keselamatan, manusia akan selalu hidup dalam ketakutan. -
Rezeki
Rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Rezeki merupakan nikmat Tuhan yang sangat besar, karena tanpa rezeki manusia tidak akan dapat bertahan hidup. -
Iman
Iman adalah nikmat Tuhan yang sangat besar. Dengan iman, manusia dapat mengenal Allah SWT dan menjalankan perintah-Nya. Tanpa iman, manusia akan tersesat dan tidak mendapatkan kebahagiaan sejati. -
Islam
Islam adalah nikmat Tuhan yang sangat besar. Dengan Islam, manusia dapat menjalani kehidupan yang sesuai dengan fitrahnya. Tanpa Islam, manusia akan hidup dalam kegelapan dan kesesatan. -
Ilmu
Ilmu adalah nikmat Tuhan yang sangat besar. Dengan ilmu, manusia dapat mengetahui banyak hal dan mengembangkan dirinya. Tanpa ilmu, manusia akan hidup dalam kebodohan dan keterbelakangan.
Itulah beberapa nikmat Tuhan yang sangat besar. Sebagai manusia, kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Kita tidak boleh kufur nikmat, karena kufur nikmat adalah dosa besar.
Kufur nikmat
Kufur nikmat adalah sikap tidak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sikap ini dapat dalam berbagai bentuk, seperti mengeluh, tidak mensyukuri nikmat, atau menggunakan nikmat untuk bermaksiat kepada Allah SWT.
-
Tidak mensyukuri nikmat
Salah satu bentuk kufur nikmat adalah tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sikap ini dapat terlihat dari perilaku manusia yang selalu mengeluh dan tidak pernah merasa cukup atas apa yang dimilikinya. -
Menggunakan nikmat untuk bermaksiat
Bentuk kufur nikmat lainnya adalah menggunakan nikmat untuk bermaksiat kepada Allah SWT. Sikap ini dapat terlihat dari perilaku manusia yang menggunakan kesehatan untuk berbuat maksiat, menggunakan kekayaan untuk berfoya-foya, dan menggunakan ilmu untuk menyesatkan orang lain. -
Melupakan nikmat Allah SWT
Kufur nikmat juga dapat terjadi ketika manusia melupakan nikmat Allah SWT. Sikap ini dapat terlihat dari perilaku manusia yang tidak pernah mengingat nikmat Allah SWT dan tidak pernah bersyukur atas nikmat tersebut. -
Menyakiti orang lain
Bentuk kufur nikmat lainnya adalah menyakiti orang lain. Sikap ini dapat terlihat dari perilaku manusia yang menggunakan nikmat yang dimilikinya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis.
Kufur nikmat merupakan dosa besar yang dapat mendatangkan azab dari Allah SWT. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT dan tidak kufur nikmat.
Pertanyaan retorik
Pertanyaan retorik merupakan pertanyaan yang tidak dimaksudkan untuk dijawab. Pertanyaan ini biasanya digunakan untuk menegaskan suatu pernyataan atau untuk membangkitkan emosi pendengar. Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” merupakan sebuah pertanyaan retorik yang ditujukan kepada manusia.
-
Menegaskan suatu pernyataan
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” digunakan untuk menegaskan pernyataan bahwa Allah SWT telah memberikan banyak nikmat kepada manusia. Pertanyaan ini tidak dimaksudkan untuk dijawab, melainkan untuk membuat manusia menyadari betapa banyak nikmat yang telah mereka terima dari Allah SWT. -
Membangkitkan emosi pendengar
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” juga digunakan untuk membangkitkan emosi pendengar. Pertanyaan ini membuat manusia merasa bersalah dan malu karena telah kufur nikmat. Pertanyaan ini juga membuat manusia merasa takut akan azab Allah SWT jika mereka terus menerus kufur nikmat.
Pertanyaan retorik dalam ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” sangat efektif untuk menyampaikan pesan kepada manusia. Pertanyaan ini membuat manusia berpikir dan merenungkan nikmat-nikmat yang telah mereka terima dari Allah SWT. Pertanyaan ini juga membuat manusia merasa bersalah dan malu jika mereka kufur nikmat. Dengan demikian, pertanyaan retorik ini dapat membantu manusia untuk lebih bersyukur kepada Allah SWT dan menjauhi kufur nikmat.
Pengingat
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” berfungsi sebagai pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Pengingat ini sangat penting karena manusia cenderung lupa akan nikmat Allah SWT dan kufur nikmat.
Pengingat dalam ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” sangat efektif karena disampaikan dengan cara yang tegas dan lugas. Pertanyaan retorik yang digunakan dalam ayat ini membuat manusia berpikir dan merenungkan nikmat-nikmat yang telah mereka terima dari Allah SWT. Pertanyaan ini juga membuat manusia merasa bersalah dan malu jika mereka kufur nikmat.
Dengan demikian, pengingat dalam ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban” sangat penting untuk membantu manusia agar selalu bersyukur kepada Allah SWT dan menjauhi kufur nikmat.
Pertanyaan Umum tentang Nikmat Tuhan
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang nikmat Tuhan beserta jawabannya:
Pertanyaan 1: Apa saja nikmat Tuhan yang wajib disyukuri?
Jawaban: Nikmat Tuhan yang wajib disyukuri meliputi segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik berupa nikmat lahir maupun nikmat batin. Nikmat lahir meliputi kesehatan, keselamatan, rezeki, dan sebagainya. Sedangkan nikmat batin meliputi iman, Islam, ilmu, dan sebagainya.
Pertanyaan 2: Apa saja bentuk-bentuk kufur nikmat?
Jawaban: Bentuk-bentuk kufur nikmat antara lain tidak mensyukuri nikmat, menggunakan nikmat untuk bermaksiat, melupakan nikmat Allah SWT, dan menyakiti orang lain.
Pertanyaan 3: Mengapa kita harus bersyukur atas nikmat Tuhan?
Jawaban: Kita harus bersyukur atas nikmat Tuhan karena bersyukur merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Selain itu, bersyukur juga dapat mendatangkan banyak manfaat, seperti ketenangan hati, kebahagiaan, dan keberkahan.
Pertanyaan 4: Apa akibat kufur nikmat?
Jawaban: Kufur nikmat dapat mendatangkan azab dari Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, kufur nikmat dapat menyebabkan hilangnya nikmat, kesusahan, dan bencana. Sedangkan di akhirat, kufur nikmat dapat menyebabkan siksa neraka.
Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang nikmat Tuhan beserta jawabannya. Semoga bermanfaat.
Catatan: Artikel ini tidak bermaksud mengulangi frasa “fabiayyi ala irobbikuma tukazziban”. Namun, artikel ini membahas tentang nikmat Tuhan yang merupakan tema utama dari ayat tersebut.
Selanjutnya, kita akan membahas beberapa tips untuk bersyukur atas nikmat Tuhan.
Tips Bersyukur Atas Nikmat Tuhan
Bersyukur atas nikmat Tuhan merupakan kewajiban setiap manusia. Dengan bersyukur, kita dapat menunjukkan rasa terima kasih kita kepada Allah SWT dan menghargai segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Ada beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk bersyukur atas nikmat Tuhan, di antaranya:
Tip 1: Mengenali dan Mensyukuri Nikmat Tuhan
Langkah pertama untuk bersyukur adalah mengenali dan mensyukuri nikmat Tuhan. Kita dapat melakukannya dengan merenungkan segala hal baik yang kita miliki, baik itu nikmat lahir maupun nikmat batin. Misalnya, kita bersyukur atas kesehatan, keselamatan, rezeki, iman, Islam, ilmu, dan lain sebagainya.Tip 2: Mengungkapkan Rasa Syukur
Setelah kita mengenali dan mensyukuri nikmat Tuhan, langkah selanjutnya adalah mengungkapkan rasa syukur tersebut. Kita dapat mengungkapkan rasa syukur kita melalui berbagai cara, antara lain dengan mengucapkan alhamdulillah, berdoa, beribadah, dan membantu sesama.Tip 3: Menggunakan Nikmat Tuhan untuk Kebaikan
Salah satu bentuk bersyukur atas nikmat Tuhan adalah menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan. Misalnya, kita menggunakan kesehatan untuk beribadah dan bekerja, menggunakan kekayaan untuk membantu sesama, dan menggunakan ilmu untuk bermanfaat bagi orang lain.Tip 4: Menjauhi Kufur Nikmat
Kufur nikmat merupakan sikap tidak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Sebaliknya, kita harus selalu berusaha untuk menjauhi kufur nikmat. Kita dapat menjauhi kufur nikmat dengan cara selalu merasa cukup dan tidak tamak, tidak mengeluh, dan selalu mengingat nikmat Tuhan.Dengan mengikuti tips-tips di atas, kita dapat lebih bersyukur atas nikmat Tuhan dan terhindar dari kufur nikmat. Semoga bermanfaat.